Siapa yang tidak kenal komoditas
Lada atau juga dikenal dengan
merica. Gara-gara rempah inilah
mencul kolonialisme di penjuru
dunia. Lada /merica ( Piper
nigrum L.) adalah rempah-
rempah berwujud biji-bijian.
Lada sangat penting dalam
komponen masakan dunia
terutama di barat (western) dan
dikenal luas sebagai komoditi
perdagangan penting.
Provinsi Lampung adalah salah
satu negara penghasil lada
terbesar di Indonesia. Indonesia
mempunyai peranan penting
dalam perdagangan lada di
dunia. Indonesia terkenal dengan
pasokan lada putih “Muntok
White Pepper” dan lada hitam
”Lampung Black Pepper”.
Manfaat paling utama lada yang
utama adalah sebagai bumbu
masak yang bisa membuat rasa
masakan menjadi sedap,
beraroma merangsang, dan
menghangatkan badan.
Karenanya di Indonesia lada
digunakan bumbu khusus
masakan-masakan peningkat
gairah. Sementara itu di India
yang masyarakatnya dikenal
sangat menyukai masakan
berbumbu lada, sehingga hampir
sebagian besar produksi lada
mereka untuk konsumsi dalam
negeri. Selain untuk bumbu
masak, lada bersama beberapa
rempah lain dan umbi-umbian
juga digunakan sebagai bahan
ramuan jamu tradisional.
Lada terutama lada hitam, sering
pula disuling untuk diambil
minyaknya. Minyak lada dengan
aroma wangi yang khas ini
dipergunakan untuk bahan
campuran minyak wangi.
SYARAT PERTUMBUHAN
Iklim
- Curah hujan 2.000-3.000 mm/
th
- Cukup sinar matahari (10 jam
sehari)
- Suhu udara 20°C-34°C
- Kelembaban udara 50-100%
- Terlindung dari tiupan angin
yang terlalu kencang
Media Tanam
- Subur dan kaya bahan organik
- Tidak tergenang atau terlalu
kering
- pH tanah 5,5-7,0
- Warna tanah merah sampai
merah kuning seperti Podsolik,
Lateritic, Latosol dan Utisol
- Kandungan humus tanah
sedalam 1-2,5 m
- Kelerengan/kemiringan lahan
maksimal ± 300
- Ketinggian tempat 300-1.100
mdpl
CARA BUDIDAYA LADA ATAU
MERICA
Pembibitan
- Terjamin kemurnian jenis
bibitnya
- Berasal dari pohon induk yang
sehat
- Bebas dari hama dan penyakit
- Berasal dari kebun induk
produksi yang sudah berumur 10
bulan-3 tahun (Kebutuhan bibit ±
2.000 bibit tanaman perhektar)
Pengolahan Media Tanam
a. Cangkul 1, pembalikan tanah
sedalam 20-30 cm
b. Taburkan kapur pertanian dan
diamkan 3-4 minggu
Dosis kapur pertanian :
Pasir dan
Lempung
berpasir: pH
Tanah 3,5 ke
4,5 = 0,6
ton/ha; pH
Tanah 4,5 ke
5,5 = 0,6
ton/ha; pH
Tanah ke 6,5
= 0,9 ton/ha
Lempung:
pH Tanah 3,5
ke 4,5 = 0,6
ton/ha; pH
Tanah 4,5 ke
5,5 = 1,7
ton/ha; pH
Tanah ke 6,5
= 0,9 ton/ha
Lempung
Berdebu: pH
Tanah 3,5 ke
4,5 = 0,6
ton/ha; pH
Tanah 4,5 ke
5,5 = 2,6
ton/ha; pH
Tanah ke 6,5
= 3,2 ton/ha
Lempung
Liat: pH
Tanah 3,5 ke
4,5 = 0,6
ton/ha; pH
Tanah 4,5 ke
5,5 = 3,4
ton/ha; pH
Tanah ke 6,5
= 4,2 ton/ha
c. Cangkul 2, haluskan dan
ratakan tanah
Teknik Penanaman
Sistem
penanaman
adalah
monokultur (jarak
tanam 2m x 2m),
tetapi juga bisa
ditanam dengan
tanaman lain
(tumpang sari)
Lubang tanam
dibuat limas
ukuran atas 40
cm x 35 cm,
bawah 40 cm x
15 cm dan
kedalaman 50 cm
Biarkan lubang
tanam 10-15 hari
barulah bibit
ditanam
Waktu
penanaman
sebaiknya musim
penghujan atau
peralihan dari
musim kemarau
kemusim hujan,
pukul 6.30 pagi
atau 16.30-18.00
sore
Cara penanaman :
menghadapkan
bagian yang
ditumbuhi akar
lekat kebawah,
sedangkan
bagian belakang
(yang tidak
ditumbuhi akar
lekat) menghadap
keatas
Taburkan pupuk
kandang
0,75-100 gram/
tanaman
Tutup lubang
tanam dengan
tanah galian
bagian atas
Pemeliharaan Tanaman
Pengikatan Sulur Panjat
Panjatkan pada tiang panjat
menggunakan tali. Ikatkan
dengan dipilin dan dilipat hingga
mudah lepas bila sulur tumbuh
besar dan akar lekatnya sudah
melekat pada tiang panjat.
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan setiap 2-3 bulan
sekali. Pembubunan dilakukan
bersamaan dengan penyiangan.
Perempalan
Perempalan atau pemangkasan
dilakukan pada:
Batang, dahan, ranting yang tidak
produktif, atau terserang hama
dan penyakit.
Pucuk/batang, karena tidak
memiliki dahan yang produktif
Batang yang sudah tua agar
meremajakan tanaman menjadi
muda kembali.
Pemupukan Susulan
Lakukan pemupukan sesua
dengan aturan pupuk yang akan
digunakan, biasakan dengan
menggunakan pupuk organik
Pengairan dan Penyiraman
Pada musim kemarau
penyiraman sehari sekali di sore
hari. Pada musim hujan tidak
boleh tergenang.
Pemberian Mulsa
Usia 3-5 bulan, beri mulsa alami
berupa dedaunan tanaman
tahunan ataupun alang-alang.
Penggunaan Tajar (Ajir)
Sebaiknya gunakan tajar (Ajir)
mati dari bahan kayu. Pangkal
tajar (Ajir) diruncingkan, bagian
ujung dibuat cabang untuk
menempatkan batang lada yang
panjangnya telah melebihi tinggi
tajar (Ajir). Panjang tajar (Ajir)
2,5-3 m..
Hama dan Penyakit
Hama
a. Hama Penggerek Batang
(Laphobaris Piperis)
Ciri: berwarna hitam, ukuran 3-5
mm. Serangga dewasa lebih suka
menyerang bunga, pucuk daun
dan cabang-cabang muda.
Akibat lain bila Nimfanya
(serangga muda) berupa ulat
akan menggerek batang dan
cabang tanaman. Pengendalian:
memotong cabang batang atau
lakukan penyemprotan dengan
bahan organik
b. Hama bunga
Ciri: Serangga dewasa berwarna
hitam, sayap seperti jala,
terdapat tonjolan pada
punggungnya, ukuran panjang
tubuh 4,5 mm dan lebar 3 mm.
Gejala: serangga dewasa/
nimfanya menyerang bunga
berakibat bunga rusak dan
menimbulkan kegagalan
pembuahan, siklus hidupnya
sekitar 1 bulan. Pengendalian:
pemotongan pada tandan bunga
atau lakukan penyemprotan
dengan bahan organik
c. Hama buah
Ciri: serangga berwarna hijau
kecoklatan, nimfanya tidak
bersayap, berwarna bening dan
empat kali ganti kulit. Serangga
dewasa atau nimfanya
menyerang buah sehingga isi
buah kosong. Telurnya biasa
diletakkan pada permukaan daun
atau pada tandan buah, siklus
hidupnya sekitar 6 bulan.
Pengendalian: musnahkan telur
dipermukaan daun, cabang, dan
yang ada pada tandan buah atau
lakukan penyemprotan dengan
bahan organik
Penyakit
a. Penyakit busuk pangkal
batang (BPB)
Penyebab: jamur Phytopthora
Palmivora Var Piperis. Gejala:
awal serangan sulit diketahui.
Bagian yang mulai terserang
pada pangkal batang
memperlihatkan garis-garis
coklat kehitaman dibawah kulit
batang. Daun berubah warna
menjadi layu (berwarna kuning).
Pencegahan : penanaman jenis
lada tahan penyakit BPB
b. Penyakit kuning
Penyebab: tidak terpenuhinya
berbagai persyaratan agronomis
serta serangan cacing halus
(Nematoda) Radhophalus similis
yang mungkin berasosiasi
dengan nematoda lain seperti
Heterodera SP, M incognita dan
Rotylenchus Similis. Gejala:
menyerang akar tanaman lada,
ditandai menguningnya daun
lada, akar rambut mati,
membusuk dan berwarna hitam.
Cepat lambatnya gejala daun
menguning tergantung berat
ringannya infeksi dan kesuburan
tanaman. Pengendalian:
Pemberian pupuk kandang,
pengapuran, pemupukan tepat
dan seimbang
Catatan : Jika pengendalian hama
penyakit dengan menggunakan
pestisida alami belum mengatasi
dapat dipergunakan pestisida
kimia yang dianjurkan
Panen
Ciri dan Umur Panen
Panen pertama umur tiga tahun
atau kurang. Ciri-ciri: tangkainya
berubah agak kuning dan sudah
ada buah yang masak (berwarna
kuning atau merah).
Cara Panen
Pemetikan dari buah bagian
bawah hingga buah bagian atas,
dengan mematahkan persendian
tangkai buah yang ada diketiak
dahan.
Periode Panen
Periode panen sesuai iklim
setempat, jenis lada yang
ditanam dan intensitas
pemeliharaan
Kamis, 03 Oktober 2013
Menanam LADA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar