Jumat, 11 Oktober 2013

Dasar pemupukan kopi


Pupuk selalu dicari para petani di;
setiap musim tanam, dan
harganya terus meningkat.
Pemupukan yang tidak tepat dosis,
waktu, dan caranya menyebabkan
tanaman tidak tumbuh optimal,
baik karena tanaman kekurangan
unsur hara maupun karena
kelebihan pupuk. Pemupukan
yang berlebihan menyebabkan
kecenderungan terjadinya
ketidakseimbangan unsur hara
dalam tanah, kerusakan sifat
tanah, dan pencemaran
lingkungan. Dalam hal ini perlu
pengetahuan tentang bahan
pupuk, bagaimana teknik aplikasi
pupuk, cara menghitung
kebutuhan pupuk, efisiensi
pemupukan, dan penentuan
rekomendasi pemupukan.

pupuk dan pemupukan/
Pupuk Organik dan Pupuk
Anorganik (Pupuk Kimia)
Akhir-akhir ini, kebutuhan akan
penggunaan pupuk kimia untuk
lahan pertanian semakin
meningkat. Sementara pupuk
organik (kompos) mulai
ditinggalkan. Sebelum
diperkenalkannya pupuk kimia ini
kepada masyarakat, kompos telah
menjadi kebutuhan dan incaran
petani untuk meningkatkan
produksi pertaniannya. Kini para
petani lebih menyukai pupuk kimia
dibandingkan kompos. Mereka
beralasan pupuk kimia mempunyai
kandungan unsur hara yang baik
dan dapat meningkatkan kualitas
dan kuantitas produksi.
Sedangkan kompos, menurut
mereka, tidak mampu
meningkatkan kualitas dan
kuantitas produksi. Bahkan
beberapa petani menggunakan
pupuk kimia secara berlebihan.
Diakui, pada pemakaian pertama
pupuk kimia pada lahan pertanian
memang kuantitas produksi
meningkat drastis, lebih banyak
dari pada penggunaan pupuk
kompos. Seiring dengan
berjalannya waktu, apa yang
selama ini dikhawatirkan muncul,
produksi pertanianpun menurun.
Namun, petanipun tak juga sadar,
malah semakin menambah
kuantitas pupuk kimia yang
digunakan, dengan harapan
produksi kembali stabil. Tahun
berganti tahun, harapan para
petani akan meningkatnya
produksi mereka tak kunjung
datang, kuantitas produksi malah
semakin menurun.
Memang benar, pupuk kimia
mengandung unsur hara dan
nutrisi lebih banyak dibandingkan
kompos. Namun hanya sebatas
itu. Pupuk kimia terbukti tidak
mampu memperbaiki kondisi
tanah. Sedangkan kompos,
meskipun mengandung unsur hara
yang lebih sedikit dari pada pupuk
kimia, namun dapat memperbaiki
kondisi tanah dan menjaga fungsi
tanah agar unsur hara yang
terkandung dalam tanah lebih
mudah diserap oleh tanaman.
Pada dasarnya, penggunaan
pupuk kimia tidak menjadi
masalah serius jika digunakan
seimbang dengan kompos. Yang
perlu menjadi cacatan kita adalah
tidak menggunakan pupuk kimia
secara berlebihan. Hal ini
dikarenakan pupuk kimia dapat
mencemari dan merusak
lingkungan (tanah) jika digunakan
berlebihan. Dibandingkan kompos,
pupuk kimia sangat sulit diserap
oleh tanaman, sulit diuraikan air,
dan dapat meracuni produk yang
dihasilkan oleh tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan
pupuk kimia mengandung radikal
bebas dan berbahaya bagi
manusia karena dapat mengendap
didalam buah yang dihasilkan.
Sebagian pupuk kimia yang tidak
diserap oleh tanaman juga akan
menumpuk ditanah dan tidak
dapat diuraikan oleh air. Kondisi
seperti ini menjadikan tanah tidak
produtif. Akibatnya
mikroorganisme yang bertugas
menggemburkan tanah tidak akan
beraktivitas ditanah tersebut.
Mikroorganisme yang ada didalam
tanah lebih menyukai kompos
dibandingkan pupuk kimia.
Kondisi kompos yang alami
memudahkan mikroorganisme
didalam tanah untuk berkembang
dan beraktivitas. Hasil penelitian
juga mengungkapkan kompos
mampu menetralkan pH tanah.
Tanaman lebih mudah menyerap
unsur hara pada kondisi pH tanah
yang netral (pH=7). Kondisi
seperti ini tidak mampu dilakukan
dengan penggunaan pupuk kimia
semata.
Pupuk Daun dan Pupuk Akar
Pada awal pemunculan pupuk
daun, dikatakan penyerapan unsur
hara dilakukan melalui stomata
daun. Tapi hal ini kemudian
diralat, karena ternyata stomata
hanya bisa dilalui gas. Kemudian
berkembang isu lain, penyerapan
dilakukan melalui permukaan daun
(sel epidermis dan kultikula), yang
bentuknya seperti tenunan.
Faktanya, kebanyakan permukaan
daun tanaman diselimuti oleh
lapisan minyak, lilin, dan bahkan
ditumbuhi bulu-bulu halus.
Keadaan yang tentunya akan
menjadi faktor penghambat
masuknya unsur hara melalui
daun.
Memang daun, atau bahkan
batang tanaman dapat menyerap
unsur hara, namun demikian akar
tetap saja lebih efektip dan efisien
dalam menyerap unsur hara.
Dalam beberapa kasus, memang
unsur hara seperti K, dan Ca
gampang masuk ke jaringan
tanaman malalui daun dan bahkan
batang tanaman. Tapi bukan
berarti semua unsur hara lebih
gampang diserap tanaman melalui
bagian tanaman di luar akar.
Kapan pupuk daun dapat
digunakan ? Bila penggunaan
pupuk akar sulit diaplikasikan,
misal pada tanaman epifit, seperti
kebanyakan tanaman anggrek. Hal
ini menjawab pertanyaan mengapa
pupuk daun sangat populer dan
banyak digunakan di kalangan
pecinta anggrek. Tanaman yang
baru saja mengalami pruning akar,
pemindahan pot, atau kondisi-
kondisi dimana untuk sementara
waktu akar sulit berlaku
sebagaimana mestinya, pupuk
daun akan sangat membntu dan
bermanfaat.
Fakta lain, pertanian hidroponik
lebih dipilih orang tentunya bukan
hanya karena alasan menghemat
tempat, tapi juga keyakinan
pemberian nutrisi tanaman yang
lebih terkontrol, efektip, dan
efisien melalui akar. Atau mungkin
ada ide sistem tanam dalam pot
kecil-kecil tetapi hanya diberikan
pupuk melalui daun. Dijamin
kerugian yang akan dituai.
Pupuk Slow Release
Jenis pupuk ini juga merupakan
ide dagang yang cemerlang dari
produsen pupuk. Dikatakan pupuk
slow release merupakan pupuk
kimia yang sifatnya mirip dengan
pupuk organik. Diserap tanaman
sesuai dengan kebutuhan, hingga
tidak mencemari lingkungan.
Faktanya, tanaman tidak bisa
merasakan kenyang kemudian
berhenti makan. Sepanjang
banyak tersedia unsur hara,
sepanjang itu pula tanaman akan
menyerap sebanyak yang tersedia.
Fakta ini kemudian melahirkan
istilah luxury
consumption. Sepanjang tidak
mengganggu kestabilan kimia
larutan tanah, tanaman akan
menyerap unsur hara yang
disediakan tanah. Hasilnya
dijadikan cadangan makanan dan
untuk memperbanyak diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar