Rabu, 02 Oktober 2013

KAPULAGA BIN KAPOL

Tanaman Kapulogo atau
Kapulaga yang dalam
bahasa ilmiahnya disebut
dengan <em>Elletria
Cardamomum</em>
merupakan salah satu diantara tanaman
rempah yang mempunyai nilai ekonomis
tinggi dan berprospek cerah mengingat
kapulaga sebagai bahan “obat alam” diyakini
tidak mempunyai efek samping dibanding
dengan menggunakan obat kimiawi.
Selain itu, dalam pembudidayaannya tanaman
ini pun tidak memerlukan lahan tersendiri,
dalam arti tumbuh di bawah naungan
tanaman lain sebagai tanaman sela atau
tanaman tumpangsari. Hasil berupa buah jika
sudah kering mempnyai nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Buah kering kapulaga disamping
sebagai bahan jamu, juga diambil minyak
atsirinya untuk bahan penyedap atau
pengharum makanan, minuman dan sebagai
bahan baku atau campuran di dalam industri
parfum.
Sistem pola tanam yang dapat diterapkan
dalam pengembangan tanaman kapulaga
adalah sistem pola tanam pekarangan dan
pola tanam perkebunan. Dengan adanya pola
tanam terpadu maka dapat diharapkan
penghasilan Petani meningkat disamping itu
juga dapat meningkatkan produktivitas lahan
perkebunan dan konservasi. Beranjak dari
kapulaga yang relatif mudah dibudidayakan
dan bisa dipanen 4 kali dalam setahun, maka
hal tersebut telah banyak menarik minat
petani untuk membudidayakan.
Syarat Tumbuh
Tanah yang cocok untuk ditanami kapulaga
adalah tanah lempung yang berwarna coklat,
memiliki humus tebal dan berdrainase baik.
Tanaman ini tidak tahan terhadap genangan
air, tanah yang memiliki topografi rata sampai
miring dapat ditanami tanaman ini. Di lahan
yang berlereng curam, rumpun tanaman yang
terbentuk akan berfungsi mengurangi atau
menghambat aliran air permukaan yang
berlebihan sehingga erosi permukaan dapat
ditekan.
Sedangkan untuk iklim, tanaman kapulaga
menghendaki kelembaban udara cukup tinggi
yaitu 40 – 75%, dengan curah hujan berkisar
antara 2.500 – 4000 milimeter per tahun.
Suhu harian rata-rata darah tempat tumbuh
tanaman kapulaga adalah berkisar antara 20
– 30 derajat celcius, dengan intensitas cahaya
terbaik bagi pertumbuhan tanaman berkisar
antara 30 – 70%. Kelebihan lain dari tanaman
kapulaga adalah dapat tumbuh baik pada
dataran rendah maupun dataran tinggi.
Sementara itu untuk memperoleh hasil yang
terbaik, ketinggian pada 300 – 500 meter dari
permukaan air laut merupakan daerah
budidaya yang paling tepat. (Warsana
SP,2000)
PERSIAPAN BIBIT
Penyediaan bibit kapulaga umumnya
diperbanyak dengan anakan atau tunas baru
atau percabangan rizoma yang membentuk
tunas. Bibit yang baik adalah tunas yang
tingginya lebih kurang 50 cm dengan akar
rizoma yang muda dan mata tunasnya
banyak, rizoma yang sudah tua
pertumbuhannya kurang baik.
PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan tanah dilakukan pada bulan
September – Oktober dengna membersihkan
tanah dari batu, rumput-rumputan/gulma dan
sisa tanaman lainnya. Pencangkulan tanah
dilakukan sedalam kurang lebih 30 cm.
Persiapan lobang tanam dilakukan sebulan
sebelum penanaman dengan terlebih dahulu
dibuat lobang tanam dengan ukuran panjang
50 cm dan dalamnya 40 cm. Sebaiknya 15
hari setelah pembuatan lobang, tanah
dikembalikan lagi ke dalam lobang,
sebelumnya tanah dicampur dulu dengan
pupuk kandang secukupnya.
PENANAMAN
Untuk penanaman, sebaiknya dibuatkan
penaung. Penaung ditanam sebelum
penanaman kapulaga sehingga pada saat
tanam, penaung telah berfungsi dengan baik.
Jenis penaung diantaranya adalah : Lamtoro,
dadap dan sebagainya dengan perbandingan
1 : 2 (1 penaung – 2 kapulaga).
WAKTU TANAM
Waktu tanam yang baik yaitu awal hujan,
sekitar bulan Oktober – Desember. Caranya:
bila tanah olahan atau lobang tanam telah
tersedia dan bibit telah disiapkan, kemudian
buat lobang kecil, letakkan bibit sedalam 10 –
15 cm. Tanah di sekitarnya dipadatkan atau
ditimbun dengan memperhatikan tunas agar
tidak sampai terganggu (terluka atau patah).
Jarak tanam untuk kapulaga bisa digunakan
1m x 1,5m atau 1m x 2m dan juga bisa 1,5m
x 2m.
PEMELIHARAAN
Dalam pemeliharaan kapulaga, beberapa
pekerjaan penting yang harus dilakukan
antara lain: penyiangan rumput atau
pengendalian gulma, penggemburan diluar
rumpun untuk merangsang perumbuhan
anakan rimpang sehingga bisa tumbuh lebih
baik, pemotongan daun kering untuk tidak
menghalangi penyerbukan bunga, pemotongan
batang yang sudah agak tua atau menguning
untuk memberi kesempatan batang muda
tumbuh dengan baik, pengaturan anakan agar
tidak tumpang tindih dan untuk merangsang
pertumbuhan bunga atau buah juga unuk
mengurangi penguapan pada musim kemarau
serta untuk mendapatkan anakan atau bibit
baru.
Di masa pemeliharaan ini, yang tidak kalah
pentingnya juga pemberian mulsa berupa
bahan organik dari jenis tanaman leguminosa.
Untuk lebih meningkatkan mutu maka perlu
dilakukan pemupukan mengingat tanaman
kapulaga termasuk rakus akan unsur hara,
sehingga pemupukan sangat diperlukan
terutama sekali pupuk organik dan pupuk
buatan. Adapun cara dan jumlah pupuk yang
diberikan adalah berdasarkan masa
pertumbuhan TBM (Tanaman Belum
Menghasilkan). Untuk ini pupuk organik
diberikan pada saat pengolahan tanah, dan
pada saat penggemburan diluar rumpun
sebanyak 1 – 1,5 kg pupuk kandang,
pemupukan berikutnya setiap 3 bulan sekali.
Sedangkan untuk pupuk buatan diberikan
pada umur 1 bulan sebanyak 1 sendok makan
pupuk urea dan diulang pada umur 3 bulan
dengan 1 sendok pupuk urea disebar diluar
rumpun atau disemprotkan pada daun. Bagi
tanaman kapulaga yang sudah menghasilkan,
pupuk kandang diberikan sebanyak 10 – 15 kg
setiap rumpun dan pemberian selanjutnya
disesuaikan dengan kondisi tanaman dan
lingkungan.
Pupuk buatan diberikan 10 – 12,5 gram
berupa Urea dan TSP. Pupuk ini diberikan
diluar rumpun pada batas perakaran dengan
membuat selokan kecil, kemudian ditutup
dengan tanah dan disiram seperlunya.
Kapulaga sebagaimana tumbuhan lain, juga
tidak terhindar dari penyakit.Hama yang biasa
menyerang kapulaga adalah berupa kutu, ulat
pemakan daun, penggerek akar rimpang,
penggerek batang, penggerek buah dan
kumbang pamakan daun.
Pemberantasannya bisa dilakukan dengan
mempergunakan berbagai insektisida yang
dijual di pasaran bebas.Untuk penyakit yang
menyerang biasanya penyakit busuk (Mozaik)
yang disebabkan oleh virus. Cara
pengendalian yang efektif adalah dengan jalan
membuang tanaman yang terserang dan
menanam tanaman baru yang berasal dari
pembibitan asal biji.
PEMANENAN
Kapulaga dapat memberikan hasil setelah
berumur 2 – 3 tahun. Kapulaga berbuah
sepanjang tahun sehingga untuk pemanenan
ini tidak menentu. Dalam pemanenan
kapulaga dikenal istilah panen besar 4 kali
dan panen kecil 4 kali yang berlangsung
dalam 1 tahun secara berselang-seling.
Tanaman dapat dipergunakan sampai umur
10 – 15 tahun. Hasil panen per hektar bisa
mencapai 2 – 3 ton buah kering per tahun
dan ini berlaku untuk tanaman yang sudah
berumur belasan tahun.
Adapun syarat-syarat pemanenan kapulaga
adalah: Buah harus dipanen sebelum benar-
benar matang, bila dipanen terlalu matang
atau kering, buah akan pecah dan warnanya
juga kurang bagus. Waktu panen yang tepat
adalah jika buah sudah berwarna hijau
kekuning-kuningan.Cara panen yaitu dengan
memotong karangan bunga dibawah
dompolan buah.Buah yang sudah dipanen
kemudian dijemur sampai kering, sebaiknya
jangan terkena sinar matahari langsung atau
dikering anginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar