Budidaya durian dan cara
menanam durian sudah banyak
dilakukann oleh para petani di
Indonesia, namun untuk
meningkatkan kualitas hasil
pertania kita butuh informasi
yang lebih banyak tentang
seputar budidaya dirian ini.
seperti kita ketahui kualitas
durian yang cukup baik dan
dikenal di dunia internasional
yaitu dari negara Thailand. Tetapi
sekarang di Indonesia sudah
banyak petani yang dapat
menghasilkan buah durian yang
tidak kalah bagusnya di banding
dari negara-negara lain, karena
petani durian di Indonesia
sekarang sudah banyak
menggunakan metode-metode
cara budidya durian maupun
cara menanam durian dengan
baik. di catatan kali ini kita akan
membahas bagaimana cara
budidaya durian yang baik agar
kualitasnya dapat memuaskan.
Iklim
Curah hujan untuk tanaman
durian maksimum 3000 – 3500
mm/tahun dan minimal 1500 –
3000 mm/tahun. Curah hujan
merata sepanjang tahun, dengan
kemarau 1 – 2 bulan sebelum
berbunga lebih baik daripada
hujan terus.
Intensitas matahari yang
dibutuhkan durian adalah 60 –
80%. Durian yang baru ditanam
di kebun tidak tahan terik sinar
matahari di musim kemarau,
sehingga bibit harus dilindungi/
dinaungi.
Tanaman durian cocok pada
suhu rata-rata 20 – 30°C pada
suhu 15°C durian dapat tumbuh
tetapi pertumbuhan tidak
optimal. Bila suhu mencapai
35°C daun akan terbakar
Tanah
Jenis tanaman durian
menghendaki tanah yang subur
dan kaya bahan organic. Partikel
tanah seimbang antara pasir,
tanah liat dan debu sehingga
mudah membentuk remah.
Tanah yang cocok untuk
tanaman durian adalah jenis
tanah grumosol dan ondosol.
Tanah yang memiliki ciri-ciri
warna hitam keabu-abuan kelam,
struktur tanah lapisan atas
bebutir-butir, sedangkan bagian
bawah bergumpal, dan
kemampuan mengikat air tinggi.
Dan keasaman tanah yang cucuk
untuk durian adalah (pH) 5 – 7,
dengan pH optimum 6 – 6,5.
Tanaman durian termasuk
tanaman tahunan dengan
perakaran dalam, maka
membutuhkan kandungan air
tanah dengan kedalaman cukup,
antara 50 – 150 cm dan 150 –
200 cm. jika kedalaman air
terlalu dangkal rasa buah tidak
manis tetapi tanaman akan
kekeringan apabila terlalu
dangkal.
Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat untuk
bertanam durian tidak boleh
lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada
juga tanaman durian yang cocok
ditanam diberbagai ketinggian.
Tanah yang berbukit atau
memiliki kemiringan yang cukup
tinggi kurang baik disbanding
dengan lahan yang datar.
Pembibitan
Bentuk fisik benih yang baik
harus memiliki sifat-sifat genetic
yang baik dan tidak mengandung
penyakit, setelah didapat benih
baru kita tentukan benih yang
baik dan sehat dengan cara
pemilihan sebagai berikut:
1. Bentuk, ukuran dan
warnanya harus seragam, kalau
benih itu bulat semuanya harus
berbentuk bulat (tidak ada yang
pipih atau lonjong), begitupun
kalau kita pipih berarti harus
semua pipih. Ukuran dan warna
harus seragam, tidak ada yang
lebih besar atau lebih kecil.
2. Permukaan benih harus
bersih dan mengkilat. Tidak ada
yang kotor atau keriput. Benih
yang keriput pertanda dipetik
pada saat buah belum cukup
umur.
3. Tidak tercampur dengan
benih hampa dan macam-macam
kotoran, seperti tanah, sisa kulit,
biji rumput, dan sebagainya.
4. Kadar air cukup rendah dan
benih sudah mengalami masa
simpan terlalu lama sampai
kadaluwarsa.
Ciri benih yang baik yaitu dapat
dilihat langsung pada saat akan
dibeli. Benih yang baik memiliki
daya tahan tubuh yang baik, cara
memilihnya kita bisa melihat
salah satu benih dengan cara
mengupasnya kemudian lihat
lembaga dan cadangan makanan
yang cukup untuk menumbuhkan
lembaga itu untuk menjadi
tanaman muda. Namun ada juga
benih yaung sudah dikemas, hal
ini memang sulit untuk kita
mengecek baik tidak nya benih
tersebut, walaupun sudah
memiliki jaminan sertifikat. Hal
itu tidak menjamin benih bagus
sepenuhnya.
Persaratan biji untuk bibit
sebagai berikut:
a. Asli dari induknya
b. Segar dan sudah tua
c. Tidak kisut
d. Tidak terserang hama dan
penyakit
Penyiapan Benih dan Bibit
Perbanyakan tanaman durian
dapat dilakukan melalui cara
generative (dengan biji) atau
vegetative (okulasi, penyusunan
atau cangkok).
a. Pengadaan benih dengan
cara generative
Memilih biji-biji yang murni
dilakukan dengan mencuci biji-
biji dahulu agar daging buah
yang menempel terlepas. Biji
yang terpilih dikeringkan di
tempat terbuka, tidak terkena
sinar matahari langsung.
Penyimpanan diusahakan agar
tidak berkecambah atau rusak
dan merosot daya tahan
tubuhnya. Proses pemasakan biji
dilakukan dengan baik (dengan
cara diistirahatkan beberapa
saat), dalam kurun waktu 2 – 3
minggu sesudadh diambil dari
buahnya. Setelah itu biji ditanam.
b. Pengadaan bibit dengan
cara okulasi
Persyaratan biji yang akan
diokulasi berasal dari biji yang
sehat dan tua, dari tanaman
induk yang sehat dan subur,
system perakaran bagus dan
produktif, biji yang ditumbuhkan,
dipilih yang pertumbuhannya
sempurna. Setelah umur 8 – 10
bulan, dengan cara:
1. Kulit batang bawah disayat,
tepat di atas matanya (± 1
cm). dipilih mata tunas yang
berjarak 20 cm dari
permukaan tanah.
2. Sayatan dibuat melintang,
kulit dikupas ke bawah
sepanjang 2 – 3 cm sehingga
mirip lidah.
3. Kulit yang mirip lidah
dipotong menjadi 2/3-nya.
4. Sisipkan “mata” yang diambil
dari pohon induk untuk
batang atas (disayat dibentuk
perisai) diantara kulit. Setelah
selesai dilakukan okulasi, 2
minggu kemudian di periksa
apakah perisai mata tunas
berwarna hijau atau tidak.
Bila berwarna hijau, berarti
okulasi berhasil, jika coklat,
berarti okulasi gagal.
c. Penyusuan
• Model tusuk atau susuk
Tanaman calon batang atas
dibelah setengah bagian menuju
ke arah pucuk. Panjang belahan
antara 1 – 1,5 cm diukur dari
pucuk. Tanaman calon batang
bawah sebaiknya memiliki
diameter sama dengan batang
atasnya. Tajuk calon batang
bawah dipotong dan dibuang,
kemudian disayat sampai
runcing. Bagian yang runcing
disisipkan ke belahan calon
batang atas yang telah
dipersiapkan. Supaya calon
batang atas yang telah
dipersiapkan. Supaya calon
batang bawah tidak mudah lepas,
sambungannya harus diikat
kuat-kuat dengan tali raffia.
Selama masa penyusunan batang
yang disatukan tidak boleh
bergeser. Sehingga, tanaman
batang bawah harus dusangga
atau diikat pada tanaman induk
(batabg tanaman yang besar)
supaya tidak goyah setelah
dilakukan penyambungan.
Susuan tersebut harus disiram
agar tetap hidup, biasanya,
setelah 3 – 6 bulan tanaman
tersebut bisa dipisahkan dari
tanaman induknya, tergantung
dari usia batang tanaman yang
disusukan. Tanaman muda yang
kayunya belum keras sudah bisa
dipisahkan setelah 3 bulan.
Penyambungan model susuk
atau tusuk ini dapat lebih
berhasil kalau diterapkan pada
batang tanaman yang masih
muda atau belum berkayu keras.
• Model sayatan
1. Pilih calon batang bawah
(bibit) dan calon batang atas
dari pohon induk yang sudah
berbuah dan besarnya sama.
2. Kedua batang tersebut
disayat sedikit sampai bagian
kayunya. Sayatan pada kedua
batang tersebut diupayakan
agar bentuk dan besarnya
sama.
3. Setelah kedua batang
tersubut disayat, kemudian
kedua batang itu ditempel
tepat pada sayatannya dan
diikat sehingga keduanya
akan tumbuh bersama-sama.
4. Setelah 2 – 3 minggu,
sambungan tadi dapat dilihat
hasilnya kalau batang atas
dan batang bawah ternyata
bisa tumbuh bersama-sama
beratri penyususan tersebut
berhasil.
5. Kalau sambungan berhasil,
pucuk batang bawah dipotong
atau dibuang, pucuk batang
atas dibiarkan tumbuh subur.
Kalau pertumbuhan pucuk
batang atas sudah sempurna,
pangkal batang atas juga
dipotong.
6. Maka akan terjadi bibit durian
yang batang bawahnya adalah
tanaman biji, sedangkan
batang atas dari ranting atau
cabang pohon durian dewasa.
d. Cangkokan
Batang durian yang dicangkok
harus dipilih dari cabang
tanaman yang sehat, subur,
cukup usia, pernah berbuah,
memiliki susunan percabangan
yang rimbun, besr cabang tidak
lebih besar dari ibu jari (diameter
= 2 – 2,5), kulit masih hijau
kecoklatan. Waktu mencangkok
awal musim hujan sehingga
terhindar dari kekeringan, kalau
pada musim kering kita harus
menyiramnya secara rutin (2 kali
sehari), pagi dan sore hari.
Adapun tata cara mencangkok
adalah sebagai berikut :
1. Pilih cabang durian sebesar
ibu jari dan yang warna
kulitnya masih hijau
kecoklatan.
2. Sayap kulit cabang tersebut
mengelilingi cabang sihingga
kulitnya terlepas.
3. Bersihkan lender dengan cara
dikerok kemudian biarkan
kering angin sampai dua hari.
4. Bagian bekas sayatan
dibungkus dengan media
cangkok (tanah, serabut
gambut, mos).
5. Jika menggunakan tanah,
tambahkan puppuk kandang
atau kompos denga
perbandingan 1 : 1. Media
cangkok dibungkus dengan
plastic atau sabut kelapa,
kemudian kedua ujungnya
diikat agar media tidak jatuh.
5. Sekitar 2 – 5 bulan, akar
akar cangkokan akan keluar
menembus pembungkus
cangkokan. Jika akar sudah
cukup banyak, cangkokan bisa
dipotong dan ditanam
dikeranjang persemaian berisi
media tanah yang subur.
Teknik Penyemaian dan
Pemeliharaan
Bibit durian sebaik ditanamnya
tidak ditanam langsung
dilapangan, tetapi disemaikan
terlebih dahulu di tempat
persemaian, biji durian yang
sudah dibersihkan dari daging
buah dikering-anginkan sampai
kering tidak ada air yang
menempel. Biji dikecambahkan
dulu sebelum ditanam
dipersemaian atau langsung
ditanam di polibag.
Caranya biji dideder di plastic
atau anyaman bamboo, dengan
media tanah dan pasir
perbandingan 1 : 1 yang diaduk
merata. Ketebalan lapisan tanah
sekitar 2 kali besar biji (6 – 8
cm), kemudian media tanam tadi
disiram tetapi (tidak boleh terlalu
basah), suhu media diupayakan
cukup lembab (20 – 23 °C). biji
ditanam dengan posisi miring
tertelungkup bagian calon akar
tunggang menempel ke tanah,
dan sebagian masih kelihatan si
atas permukaan tanah (3/4
bagian masih harus kelihatan).
Jarak antara biji satu dengan
yang lainnya adalah 2 cm
membujur dan 4 – 5 cm
melintang.
Setelah biji dibenamkan,
kemudian disemprot dengan
fungisida, kemudian kota sebelah
atas ditutup pelatstik supaya
kelembabannya stabil. Setelah 2
– 3 minggu biji akan
mengeluarkan akar dengan
tudung akar langsug masuk
kedalam media yang panjangnya
± 3 – 5 cm. saat itu tutup plastic
sudah bisa dibuka. Selanjutnya,
biji-biji yang sudah besar siap
dibesarkan dipersemaian
pembesar atau polibag.
Pemindahan Bibit
Bibit yang akan di pindahkan
kelapangan sebaiknya sudah
tumbuh setinggi 75 – 150 cm
atau berumur 7 – 9 bulan
setelah diokulasi, kondisinya
sehat dan pertumbuhannya
bagus. Hal ini tercermin dari
pertumbuhan batang yang kokoh,
perakarannya banyak dan kuat,
juga adanya helaian daun dekat
pucuk tanaman yang telah
menebal dan warnanya hijau tua.
Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan
Penanaman durian, perlu
perencanaan yang cermat. Hal-
hal yang perlu diperhatikan
adalah pengukuran pH tanah,
analisis tanah, penetapan waktu
atau jadwal tanam, pengairan,
penetapan luas areal penanaman,
pengaturan volume produksi.
2. Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan
lahan dilakukan beberapa
minggu sebelum penanam bibit
berlangsung. Batu-batu besar,
alang-alang, poko-poko batang
pohon sisa penebangan
disingkirkan. Perlu dibersihkan
dari tanaman liar yang dapat
mengganggu pertumbuhan.
3. Pembentukan Bedeng
Tanah untuk bedengan
pembesaran harus dicangkul
dulu sedalam 30 cm hingga
menjadi gembur, kemudian
campur dengan pasir dan
kompos yang sudah jadi.
Untuk ukuran bedengab lebar 1
m panjang 2 m, diberi 5 kg
pupuk kompos. Setelah tanah,
pasir dan kompos tercampur
merata dan dibiarkan selama 1
minggu. Pada saaat itu juga
tanah disemprot Vapan/Basamid
untuk mencegah serangan jamur
atau bakteri pembusuk jamur.
Jika bedengan sudah siap, biji
yang telah tumbuh askarnya
ditanam dengan jarak 20 x 30
cm. Penanaman biji durian
dilakukan dengan cara dibutkan
lubang tanam sebesar biji dan
kedalamannya sesuai dengan
panjang akar masing-masing.
Setelah biji tertanam semua,
bagian permukaan bedengan
ditaburi pasir yang dicampur
dengan tanah halus (hasil
ayakan) setebal 5 cm.
4. Pengapuran
Keadaan tanaha yang kurang
subur, seperti tanah podzolik
(merah kuning) dan latosol
(merah-coklat-kuning), yang
cenderung memiliki pH 5 – 6 dan
penyusunannya kurang seimbang
antara kandungan pasir, liat dan
debu, dapat diatasi dengan
pengapuran. Pengapuran
sebaiknya dilakukan menjelang
musim kemarau, dengan kapur
pertanian yang memiliki kadar
CaCO3 sampai 90%. 2 samapai 4
minggu sebelum pengapuran,
sebainya tanah dipupuk dulu dan
disiram 4 – 5 kali. Untuk
mencegah kekurangan unsure
Mg dalam tanah, sebaiknya dua
minggu setelah pengapuran,
segera ditambah dolomite.
Teknik Penanaman
1. Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam sangat tergantung
pada jenis dan kesuburan tanah,
kultivar durian, serta system
budidaya yang diterapkan. Untuk
kultivar durian berumur genjah,
jarak tanam: 10 m x 10 m.
Sedangkan kultivar durian
berumur sedang dan dalam jarak
tanam 12 m x 12 m.
Intensifikasi kebundurian,
terutama waktu biibit durian
masih kecil (berumur kurang dari
6 tahun), dapat diupayakan
dengan budidaya tumpangsari.
Berbagai budidya tupangsari
yang biasa dilakuakan yakni
dengan tanaman horti (Lombok,
tomat, terong dan tanaman
pangan: padi gogo, kedelai,
kacang tanag dan ubi jalar).
2. Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan tanah terutama
dilakukan di lubang yang akan
digunakan untuk menanam bibit
durian. Lubang tanam
dipersiapkan 1 m x 1 m x 1m.
saat menggali lubang, tanah
galian dibagi menjadi dua.
Sebelah atas dikumpulkan di kiri
lubang, dan tanah galian bawah
dikumpulkan di sebelah kanan
lubang. Lubang tanam dibiarkan
kering terangin-angin selama ± 1
minggu, lalu lubang tanam
ditutup kembali. Tanah galian
bagian atas lebih dahulu
dimasukan setelah dicampur
pupuk kompos 35 kg/lubang,
diikuti oleh tanah bagian bawah
yang telah dicampur 35 kg pupuk
kandang dan 1 kg fosfat.
Untuk menghindari gangguan
rayap, semut dan hama lainnya
dapat dicampur insektisida
butiran seperti furadan 3 G.
selanjutnya lubang tanam diisi
penuh sampai tampak membukit
setinggi 20 – 30 cm dari
permukaan tanah. Tanah tidak
perlu dipadatkan. Penutup
lubang sebaiknya dilakukan 7 –
15 hari sebelum penanaman
bibit.
3. Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di
lapangan sebaiknya tumbuh 75
– 150 cm, kondisinya sehat,
pertumbuhan bagus, yang
tercermin dari batang yang
kokoh dan perakaran yang
banyak serta kuat. Lubang tanam
yang tertutup digali kembali
dengan uukuran yang lebih kecil,
sebesar gumpalan tanah yang
membungkus akar bibit durian.
Setelah lubang tersedia,
dilakukan penanaman dengan
cara sebagai berikut:
1. Polybag/pembungkus bibit
dilepas (sisinya digunting/
diiris hati-hati).
2. Bibit dimasukkan ke dalam
tanam sampai batas leher.
3. Lubang di tutup dengan tanah
galian. Pada sisi tanaman
diberi ajir agar pertumbuhan
tanaman tegak ke atas sesuai
arah ajir.
4. Pangkal bibit ditutup rumput/
jerami kering sebagai mulsa,
lalu disiram air.
5. Di atas bibit dapat dibangun
naungan dari rumbia atau
bahan lain. Naungan ini
sebagai pelindung agar
tanaman tidak layu atau
kering tersengat sinar
matahari secara langsung
Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan buah bertujuan
untuk mencegah kematian durian
agar tidak menghabiskan
energinya untuk proses
pembuahan. Penjarangan
berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup, rasa buah,
ukuran buah dan frekuensi
pembuahan setiap tahunnya.
Penjarangan dilakukan
bersamaan dengan proses
pengguguran bunga, begitu
gugur bunga selesai, besoknya
harus dilakukan penjarangan
(tidak boleh ditunda-tunda).
Penjarangan dapat dilakukan
dengan menyemprotkan hormone
tertentu (Auxin A), pada saat
bunga atau bakal buah baru
berumur sebulan. Pada saat itu
sebagian bunga sudah terbuka
dan sudah dibuahi. Ketika
hormone disemprotkan, bunga
yang telah dibuahi akan tetap
meneruskan pembuahannya
sedangkan bunga yang belum
sempat dibuahi akan mati
dengan sendirinya. Jumlah buah
durian yang dijarangkan ±
50-60% dari seluruh buahyang
ada.
2) Penyiangan
Untuk menghindari persaingan
antara tanaman dan rumput
disekeliling selama pertumbuhan,
perlu dilakukan penyiangan (±
diameter 1 m dari pohon
durian ).
3) Pemangkasabn/perempelan
a. Akar daun
Pemotongan akar akan
menghambat pertumbuhan
vegetative tanaman sampai 40%
selama± 1 musim. Selama itu
pula tanaman tidak dipangkas.
Pemangkasan akar selain
membuat tanaman menjadi cepat
berbuah juga meningkatkan
kualitas buah, menarik, buah
lebih keras dan lebih tahan lama.
Waktu pemotongan akar paling
baik pada saat tanaman mulai
berbunga, paling lambat 2
minggu setelah berbunga. Jika
dilakukan melewati batas, hasil
panen berkurang dan
pertumbuhan terhambat. Cara
pemotongan : kedua sisi barisan
tanaman durian diiris sedalam
60-90 cm dan sejauh 1,5-2
meter dari pangkal batang.
b. Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan
kurang produktif perlu
diremajakan. Tanaman durian
tidak harus dibongkar sampai ke
akar-akarnya, tetapi cukup
dilakukan pemangkasan. Luka
pangkasan dibuat miring supaya
air hujan tidak tertahan. Untuk
mencegah terjadinya infeksi
batang, bekas luka tersebut
dapat diolesi meni atau ditempeli
lilin paraffin.
Setelah 2-3 minggu dilakukan
pemangkasan (di musim hujan)
maka pada batang tersebut akan
tumbuh tunas-tunas baru.
Setelah tunas baru mencapai 2
bulan, tunas tersebut dapart
diokulasi. Cara okulasi cabang
sama dengan cara okulasi
tanaman muda (bibit). Tinggi
okulasi dari tanah ± 1-1,5 m atau
2-2,5 m tergantung pada
pemotongan batang pokok.
Pemotongan batang pokok tidak
boleh terlalu dekat dengan tanah.
c. Pembentukan tanaman
yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan
dibentuk tidak usah dililiti kawat,
tetapi cukujp dibanduli atau
ditarik dan dipaksa ke bawah
agar pertumbuhan tanaman tidak
mengarah ke atas. Cabang yang
akan dibentuk dibalut dngan
kalep agar dahan tersebut tidak
terluka. Balutan kalep tadi diberi
tali, kemudian ditarik dan diikat
dengan pasak. Denganb
demikian, dahan yang tadinya
tumbuh tegak ke atas akan
tumbuh tegak ke atas akan
tumbuh ke bawah mengarah
horizontal.
4). Pemupukan
Sebelum melakukan
pemupukan kita harus melihat
keadaan tanah, kebutuhan
tanaman akan pupuk dan unsure
hara yang terkandung dalam
tanah.
a. Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan
melingkari tanaman. Garis
tengah selokan disesuaikan
dengan lebarnya tajuk pohon.
Kedalaman selokan dibuat 20-30
cm. Tanah cangkulan disisihkan
di pinggirnya. Swsudah pupuk
disebarkan secara merata ke
dalam selokan, tanah tadi
dikembalikan untuk menutup
selokan. Setelah itu tanah
diratakan kembali, bila tanah
dalam keadaan kering segera
lakukan penyiraman.
b. Jenis dan dosis pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan
untuk memupuk durian adalah
pupuk kandang, kompos, pupuk
hijau serta pupuk buatan.
Pemupukan yang tepat dapat
membuat tanaman tumbuh
subur. Setelah tiga bulan
ditanam, durian membutuhkan
pemupukan susulan NPK
(15:15:15) 200 gr perpohon.
Selanjutnya, pemupukan susulan
dengan NPK itu dilakukan rutin
setiap empat bulan sekali sampai
tanaman berumur tiga tahun.
Setahun sekali tanaman dipupuk
dengan pupuk organic kompos/
pupuk kandang 60-100 kg per
pohon pada musim kemarau.
Pemupukan dilakukan dengan
cara menggali lubang
mengelilingi batang bawah di
bawah mahkota tajuk paling luar
dari tanaman. Tanaman durian
yang telah berumur 3 tahun
biasanya mulai membentuk
batang dan tajuk. Setelah itu,
setiap tahun durian
membutuhkan tambahan 20-25%
pupuk NPK dari dosis
sebelumnya.
Apabila pada tahun ke-3, durian
diberi pupuk 500 gram NPK per
pohon maka pada tahun ke-4
dosisnya menjadi 600-625 gram
NPK per pohon. Kebutuhan
pupuk kandang juga meningkat
berkisar antara 120-200 kg/
pohon, menjelang durian
berbunga durian membutuhkan
NPK 10:30:10. Pupuk ini
ditebarkan pada saat tanaman
selesai membentuk tunas baru
(menjelang tanaman akan
berbunga).
5). Pengairan dan Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air
pada pertumbuhannya, tapi tanah
tidak boleh tergenang terlalu
lama atau sampai terlalu basah.
Bibi durian yang baru ditanam
membvutuhkan penyiraman satu
kali sehari, terutama kalau bibit
ditanam pada musim kemarau.
Setelah tanaman berumur satu
bulan, air tanaman dapat
dikurangi sekitar tiga kali
seminggu.
Durian yang dikebunkan dengan
skala luas mutlak membutuhkan
tersedianya sumber air yang
cukup. Dalam pengairan perlu
dibuatkan saluran air drainase
untuk menghindari air
menggenangi bedengan
tanaman.
6). Waktu penyemprotan
pestisida
Untuk mendapatkan
pertumbuhan bibit tanaman yang
baik, setiap 2 minggu sekali bibit
disemprot zat pengatur tumbuh
Atonik dengan dosis 1 cc/liter air
dan ditambah dengan Metalik
dengan dosis 0,5 cc/liter. Hal ini
dilakukan untuk merangsang
pertumbuhan tanaman agar lebih
sempurna.
Jenis insektisida yang digunakan
adalah Basudin yang disemprot
sesuai aturan yang ditetapkan
dan berguna untuk pencegahan
serangga. Untuk cendawan
cukup melaburi batabg dengan
fungisida (contohnya Dithane
atau Antracol) agar sehat. Lebih
baik bila pada saat melakukan
penanaman, batang durian
ditaburi oleh fungisida tersebut.
7). Pemeliharaan Lain
Pemeliharaan zat pengatur
tumbuh (ZPT) berfungsi
mempengaruhi jaringan-jaringan
pada berbagai organ tanaman.
Zat ini sama sekali tidak
memberikn unsure tambahan
hara pada tanaman. ZPT dapat
membuat tanaman menjadi
lemah sehingga penggunaannya
harus disesuaikan dengan
petunjuk pemakaian yang tertera
pada label yang ada dalam
kemasan, sebab pemakaian ZPT
ini hanya dicampurkan saja.
Hama dan Penyakit
Hama
1. Penggerek buah (jawa:Gala-
gala)
Hama jenis ini cukup merisaukan
pemilik tanaman durian.
Bagaimana tidak, mereka melihat
batang tanamnya penuh dengan
lubang bekas gerekan hama.
Hama penggerek mula-mula
meyerang kulit batang.
Kemudian, ia membuat lubang ke
arah bagian dalam sampai
menembus jaringan kayu.
Akibatnya pembuluh kayu dan
pembuluh tapisdi dalam jaringan
kayu mengalami gangguan
dalam aktivitasnya mengangkut
air beserta zat hara dari bawah
(akar) ke atas (daun, ranting, dan
bunga).
Karena tidak sempurnanya
lalulintas pengangkutan air dan
zat hara tersebut, suplai air dan
zat hara ke seluruh bagian
tanaman, termasuk ke daun pun
terganggu. Padahal bagi
tanaman, daun merupakan dapur
untuk mengolah makanan yang
dibutuhkan bagian tanaman lain.
Efeknya, fungsi daun menjadi
tidak normal, pertumbuhan
tanaman terganggu, dan cabang
atau ranting yang tergerek akan
cepat menjadi kering dan mati
karena rusaknya pembuluh kayu
secara total.
Cara penanganan kerusakan
tumbuhan akibat hama
penggerek tersebut, sebaiknya
pemilikk tanaman durian lebih
teliti mengamati kondisi
tanamannya. Jika terlihat ada
cabang atau ranting yang
berlubang bekas gerekan,
cabang atau ranting tersebut
harus segera dipotong dan larva
penggerek harus dimatikan.
Caranya dengan membelah
bagian ranting yang digerek dan
membunuh larva yang ditemukan
itu. Tindakan lain yang dapat
dilakukan adalah dengan
mengumpulkan bagian cabang
atau ranting berlubang tersebut
lalu membakarnya.
Namun, bagaimana bila hama
penggerek itu telah melubangi
batang utama. Tentu saja kita
dapat memotongnya. Tindakan
yang perlu kita lakukan adalah
dengan menyumbat lubang itu
menggunakan kapas yang telah
diberi insektisida. Akan tetapi,
sebelumnya lubang itu telah
dibersihkan.
Namun, bagaimana bila cabang
atau bagian batang yang
terserang berada pada ketinggian
yang sulit dijangkau. Dalam
keadaan seperti itu, cara
termudah adalah dengan
penginfusan insektisida sistemik.
Dengan demikian, racun
insektisida dapat disalurkan ke
seluruh tubuh tanaman dengan
jaringan yang ada.
Cara melakukannya adalah
dengan melubangi batang
dengan menggunakan bor
dengan arah miring sedalam3-10
cm. Kemudian ke dalam lubang
itu dimasukan selang kecil.
Ujung selang lainnya di masukan
ke dalam botol yang berisi
insektisida. Botol insektisida itu
diikat pada batang bagian atas
lubang. Jangan lupa batang yang
berlubang setelah dimasukkan
selang agar diberi pengedap.
Namun demikian, penginfusan
akan berbahaya bila waktunya
tidak tepat. Penginfusan
insektisida dapat mencemari
buah yang akan dipanen. Untuk
itu, pemberian insektisida secara
infuse sebaiknya dihentikan
selama satu bulan sebelum buah
dipanen.
Untuk menghindari berbagai
resiko tersebut, jalan terbaik
adalah dengan melakukan
penginfusan akar sejak tanaman
mulai berguna. Setelah itu dapat
dibantu dengan
pembrongsongan pada saat buah
pentil untuk mencegah buah dari
serangan penggerek yang datang
kemudian.
Ciri: Penggerek ini biasanya
meletakkan telur pada kulit buah
dan dilindungi oleh jarring-jaring
mirip rumah laba-laba. Larva
yang telah menetas dari telur
langsung menggerek dan
melubangi dinding-dinding buah
hingga masuk ke dalam. Larva
tersebut tinggal di dalam buah
sampai menjadi dewasa. Buah
yang diserang kadang-kadang
jatuh sebelum tua.
Penyebaran: Serangga penggerek
buah menyebar dengan cara
terbang dari pohon durian yang
satu ke pohon lainnya. Serangga
penggerek buah ini bertelur pada
buah durian yang dihinggapinya.
Kegiatan bertelur ini dilakukan
secara periodic setiap menjelang
musim kemarau.
Pengendalian: dilakukan dengan
insektisida, seperti Basudin,
Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC,
dengan dosis 2-3 cc/liter air.
2. Lebah mini
Ciri:hama ini berukuran kecil,
tubuhnya berwarna coklat
kehitaman dan sayapnya bergaris
putih lebar.Setelah lebah menjadi
merah violet, ukuran panjangnya
menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat
(larva), hama ini menyerang
daun-daun durian muda. Selama
ham tersebut mengalami masa
istirahat (bentuk kepompong),
mereka akan menempel erat pada
kulit buah. Setelah menjafdi
lebah, serangga ini mencari
makan dengan cara menggerek
ranting-ranting muda dan
memakan daun-daun muda.
Pengendalian: menggunakan
parvasida, seperti Hostathion 40
EC (Triazofos 420 gram/lier), dan
insektisida, seperti Supracide 40
EC dosis 420 gram/liter dan
Ternik 106 (Aldikarl 10%).
3. Ulat penggerek bunga (Prays
citry)
Ulat ini menyerang tanaman
ytang baru berbunga, terutama
bagian kuncup bunga dan calon
buah.
Ciri: ulat ini warna tubuhnya
huijau dan kepalanya merah
coklat, setelah menjadi kupu-
kupu berwarna merah sawo agak
kecoklatan, abu-abu dan
bertubuh langsing.
Gejala: Kuncup bunga yang
terserang akan rusak dan
putiknya banyak yang
berguguran. Demikian pula,
benang sari dan ta juk bunganya
pun rusak semua, sedangkan
kuncup dan putik patah karena
luka digerek ulat.
Penularan ke tanaman lain
dilakukan olah kupu-kupu dari
hama tersebut.
Pengendalian: dilakukan dengan
menyemprotkan obat-obatan
seperti Supracide 40 EC ,
nuvacrom SWC. Perfekthion 400
EC (Eimetoat 400 gram/liter).
4. Kutu loncat durian
Ciri: serangga berwarna
kecoklatan dan tubuhnya
diselimuti benang-benang lili
putih hasil sekresi tubuhnya;
bentuk tubuh, sayap dan
tungkainya mirip dengan kutu
loncat yang menyerang tanaman
lamtoro.
Gejala: kutu loncat bergerombol
menyerang pucuk daun yang
masih muda dengan cara
menghisap cairan pada tulang-
tulang bdaun sehingga daun-
daun akan kerdil dan
pertumbuhannya terhambat;
setelah menghisap cairan, kutu
ini mengeluarkan cairan getah
bening yang pekat rasanya
manis dan merata ke seluruh
permukaan daun sehingga
mengundang semut-semut
bergerombol.
Pengendalian; daun dan ranting-
ranting yang terserang dipangkas
untuk dimusnahkan.
Pengendalian secara kimia dapat
dilakukan dengan
menyemprotkan insektisida
Supracide 40 EC dosis 100-150
gram/5 liter air.
Penyakit
1. Phytopthora parasitica dan
Pythium complectens
Penyebab: Pythium complectens,
yang menyeranmg bagian
tanaman seperti daun, akar dan
percabangan.
Penularan dan penyebab:
penyakit ini menular dengan
cepat ke pohon lain yang
berdekatan. Penularan terjadi
bila ada akar yang terluka.
Penularan terjadi bersama-sama
dengan larutnya tanah atau
bahan organic yang tersangkut
air.
Gejalanya: daun durian yang
terserang menguning dan gugur
mulai dari daun yang tua, cabang
pohon kelihatan sakit dan ujung-
ujungnya mati, diikuti dengan
berkembangnya tunas-tunas dari
cabang di bawahnya. Kulit di
atas permukaan tanah menjadi
coklat dan membusuk.
Pembusukan pada akar hanya
terbatas pada akar-akar sebelah
bawah, tetapi dapat meluas dari
ujung akar lateral sampai ke akar
tunggang. Jika dilihat dari luar
akar yang sakit tampak normal,
tetapi jaringan kulitnya menjadi
coklat tua dan jaringan pembuluh
menjadi merah jambu.
Pengendalian: (1) upayakan
drainase yang baik agar tanah
tidak terlalu basah dan air tidak
mengalir ke permukaan tanah
pada waktu hujan; (2) pohon
yang sakit dibongkar sampai ke
akarnya dan dibakar: (3) pilih
bibit durian kerikil untuk batang
bawah karena jenis ini lebih
tahan terhadap serangan jamur
sehingga dapat terhindar dari
serangan penyakit busuk.
2. Kanker bercak
Penyebab: Phythium palvimora,
terutama menyerang bagian kulit
batang kayu.
Penyebaran oleh spora sembara
bersamaan dengan butir-butir
atau bahan organic yang
tersangkut air. Penyebaran
penyakit ini dipacu oleh curah
hujan yang tinggi dalam cuaca
kering. Jamur dapat tumbuh
dengan baik pada suhu antara
12-35 derajat C. Gejala: kulit
batang durian yang terserang
mengeluarkan blendok (gum)
yang gelap; jaringan kulit
berubah menjadi merah kelam,
coklat tua atau hitam; bagian
yang sakit dapat meluas kr
dalam sampai ke kayu; daun-
daun rontok dan ranting-ranting
muda dari ujung mulai mati.
Pengendalian: (1) perbaikan
drainase agar air hujan tidak
mengalir dipermukaan tanah dan
untuk batang yang sakit (5)
dilakukan dengan cara
memotong kulit yang sakit
sampai ke kayunya yang sehat
dan potongan tanaman yang
sakit harus dibakar, sedangkan
bagian yang terluka diolesi
fungisida, misalnya difolatan 4 F
3%.
3. Jamur upas
Gejala: pada cabang-cabang dan
kulit kayu terdapat benang-
benang jamur mengkilat seperti
sarang laba-laba pada cabang-
cabang. Jamur berkembang
menjadi kerak berwarna merah
jambu dan masuk ke dalam kulit
dan kayu sehingga menyebabkan
matinya cabang.
Pengendalian: (1) serangan
jamur yang masih pada tingkat
sarang laba-laba dapat dilakukan
dengan cara melumasi cabang
yang terserang dengan fungisida,
misalnya calizin RM; (2) jika
jamur sudah membentuk kereak
merah jambu, sebaiknya
dilakukan pemotongan cabang
kira-kira lebih 30 cm ke bawah
bagian yang berjamur;(3) dengan
menyemprotkan Antocol 70 WP
(propined 70,5%), dosis 100-200
gram/liter air sampai air atau
1-1,5 kg/ha aplikasi.